Black Mirror

Teknologi diciptakan untuk menyelesaikan atau memudahkan persoalan yang dihadapi oleh manusia. Teknologi bisa menghasilkan dampak yang baik atau buruk tergantung dari cara penggunaannya oleh manusia itu sendiri. Black Mirror mencoba memberikan gambaran masa depan yang distopis mengenai hal tersebut.


Black Mirror adalah sebuah film serial antologi yang secara garis besar menceritakan tentang apa kemungkinan terburuk—bahkan hingga ke tingkat yang paling ekstrem sekalipun—dari dampak kemajuan teknologi bagi manusia.

Dalam serial Black Mirror yang sudah mencapai season keempat ini, kita bisa melihat berbagai macam imajinasi teknologi futuristik. Mulai dari media sosial mutakhir yang memiliki pengaruh riil terhadap kehidupan sosial, hingga angan-angan tertinggi akan perkembangan artificial intelligence, virtual reality, cloning, serta ide penanaman mikrochip ke dalam tubuh kita.

"Bagaimana jika kita mampu merekam semua hal yang kita lihat, lalu kita bisa memutar ulang kembali semua ingatan kita layaknya sebuah film?"

"Bagaimana jika kita bisa hidup di dalam sebuah virtual reality dan menjadi sosok apa pun yang kita inginkan?"

Atau, "Bagaimana jika kita mampu membuat tiruan karakter digital dari seseorang berdasarkan apa yang dia posting di media sosial?"

Kedengarannya gila, 'kan? Barangkali pertanyaan-pertanyaan semacam itulah yang menjadi pokok pembahasan dalam serial Black Mirror dan berhasil disajikan secara apik dengan konflik yang mampu memikat penonton.

Setiap episode dari Black Mirror menceritakan sebuah kisah yang berdiri sendiri. Sebagai salah satu film serial dengan pendekatan konsep distopia, sebagian besar episode dalam Black Mirror memang memiliki akhir yang buruk atau tragis. Namun, ada juga beberapa episode yang berujung bahagia, kok.

Mungkin Black Mirror ingin menunjukkan kepada kita, bahwa teknologi bagaikan sebuah pisau bermata dua. Meskipun hakikat dari perkembangan teknologi adalah demi kebaikan manusia, tetapi tak jarang justru persoalan baru muncul akibat dari penggunaan teknologi oleh manusia itu sendiri.

Yah, namanya juga manusia.

Komentar